Pahami Sejarah Diakronik
Sebelum hari ini ada, terdapat sejarah dibalik ini semua. Sejarah tidak hanya dikaji dan digali hanya sekadar informasi dari peristiwa masa lalu saja, melainkan lebih dari itu. Terdapat proses yang harus direkontruksi secara objektif agar tidak salah paham dan mengetahui secara benar. Sejarah sangat identic dengan bacaan dan hafalan, terdapat banyak nama tokoh, peristiwa, tanggal, tahun, atau suatu kejadian tertentu yang pernah terjadi sebelumnya.
Maka dari itu, banyak orang yang menganggap pelajaran sejarah itu sangat membosankan dan tidak menarik. Padahal jika diulik dan ditelusuri kembali pelajaran sejarah dapat berjalan dengan menarik dan menyenangkan. selain itu, siswa atau pembaca dapat diajak berpetualang ke masa lalu untuk membayangkan peristiwa yang sudah terjadi di waktu yang cukup dan sangat lama sudah terjadi sebelum hari ini tiba.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Salah satu cara untuk menghargai jasa para pahlawan adalah dengan terus mengenangnya dan mengetahui sejarah di balik pengorbanannya selama ini. Jika tidak ada lagi yang membaca mengenai sejarah, maka khawatir anak-anak yang lahir pada 10 tahun kemudian tidak akan mengetahui tentang peristiwa yang sebelumnya pernah terjadi.
Seorang sejarawan spesialisasi sejarah modern Indonesia yang berasal dari Inggris, yaitu bernama Peter Carey pernah mengatakan bahwa tanpa mengetahui bangsa sendiri, Indonesia tidak akan pernah bisa menjadi bangsa berdaulat. Beliau berpendapat seperti itu karena sudah banyak bangsa Indonesia yang melupakan pentingnya sejarah yang pernah terjadi di Indonesia
Banyak cara yang dapat dilakukan agar sejarah dapat tampak lebih menarik di mata para siswa dan pembacanya. Secara ilmiah dalam mempelajari atau mengkaji sejarah harus mengikuti konsep berpikir metodik. Dalam berpikir metodik tersebut terdapat dua konsep cara yang dapat digunakan, yaitu diakronik dan sinkronik.
Secara garis besar diakronik merupakan sesuatu yang dapat melintasi batas waktu, sedangkan sinkronik adalah kajian yang lebih fokus untuk meneliti gejala-gejala yang lebih luas. Antara diakronik dan sinkronik saling berkaitan dan tidak ada yang salah, melainkan melengkapi satu sama lain.
Pada kesempatan kali ini akan lebih berfokus pada konsep diakronik. Sederhananya, konsep diakronik merupakan pembabakan sejarah berdasarkan urutan peristiwa dan urutan waktu. Sedangkan dari sisi bahasa, diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “dia” yang memiliki arti melintas atau melewati dan “kronos” yang berarti perjalan waktu.
Sehingga disimpulkan diakronik adalah landasan berpikir bahwa peristiwa dalam sejarah melintas dalam perjalan waktu yang sudah teratur. Cara berpikir diakronik dalam mengkaji sejarah memiliki dua unsur, yaitu unsur periodisasi dan unsur kronologis.
Unsur periodisasi berfokus pada peristiwa sejarah yang berlangsung dalam urutan kejadian-kejadian tertentu di masanya. Seperti contohnya perkembangan kebudayaan yaitu para periode zaman aksara atau zaman sejarah. Kajian diakronik periode ini membahas peristiwa ketika manusia sudah mengenal tulisan hingga saat ini.
Sedangkan unsur kronologis adalah unsur yang memandang bahwa peristiwa sejarah berlangsung dalam urutan waktu yang teratur. Seperti contohnya masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk berlangsung pada tahun 1350-1389, Perang Diponegoro yang berlangsung pada 1825-1945, Kolonialisme Jepang di Indonesia terjadi pada 1942-1945, dan lain sebagainya.
Ciri-ciri dari konsep pemikiran diakronik adalah menekankan pada proses, menjelaskan secara berurutan baik kronologi dan waktu, terdapat konsep perbandingan, cakupan kajian atau pembahasan lebih luas, mengkaji kesinambungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, dan mengurai pembahasan pada satu peristiwa.
Begitu cara berpikir secara diakronik, namun akan lebih sempurna jika menggabungkan antara berpikir diakronik dan sinkronik agar lebih mendalam dan teratur.